Rindu Itu Rasa, Bukan Sekedar Kata-Kata
Masih terekam dengan jelas, bagaimana perpisahan sementara ini kita mulai. Di beranda Fakultas Teknik Universitas Khairun kala itu, kita sama-sama sepakat untuk saling melepas genggam yang sudah erat, mengalihkan pandang yang sudah kian terpadu satu dan mengucapkan ikrar untuk selalu saling mendoakan apapun keadaannya. Aku menatap punggung tegapmu dengan mata yang sedikit terhiasi oleh nanarnya airmata. Jelas, hatiku tak kuasa menerima kenyataan bahwa kini sudah waktunya bagi kita saling mendewasa dan mempercayakan segalanya sekalipun jarak yang terang-terangan berkuasa. Dari sinilah semuanya bermula, aku merasakan apa itu Rindu.... Katanya, sekarang jarak bukanlah penghalang. Aku tidak sepakat dengan itu. Sekalipun, kini aku sudah lihai menggunakan handphone beserta media sosial yang ada dan kita sering bercakap lewat media itu. Tetap saja, untuk urusan Rindu, penawarnya memang hanya satu, yakni temu. Aku boleh saja menuliskan beragam kata perihal rindu di semua media sosial yang