Tak Selamanya Desember Kelabu


Penghujung 2016 sudah di depan mata, bulan Desember sedang ditapaki setiap jejaknya. Banyak langkah yang sudah diarahkan hingga akhiirnya sampai di sini. Desember, entah kenapa bulan ini memiliki atmosfir yang berbeda dari kesebelas bulan yang ada. Pada bulan ini, di Indonesia begitu identik dengan hujan, sementara di benua lain begitu akrab dengan musim salju. Sudah bisa dibayangkan, bagaimana porsi matahari ketika bulan ini tiba, sesekali bisa muncul atau tidak sama sekali. Karena kondisi inilah krmudian kita mengetahui satu istilah, yakni "Desember Kelabu"...

Namun, kali ini saya tidak begitu sepakat dengan istilah itu. Istilah itu terkesan terlalu menyudutkan dan menyalahkan Desember yang sama sekali memang tidak bersalah. Karena tidak selamanya Desember itu kelabu. Pahamilah Desember dari sudut pandang yang lain. Bulan kedua belas dalam kalender masehi ini memiliki makna yang tak bisa dianggap remeh. Pertama, tanpa adanya Desember, kita akan mendapatkan 11 bulan saja dalam setahun, terlalu sedikit bukan, lagipula lebih baik genap dari daripada ganjil agar tidak ada yang merasa kurang. Kedua, Desember adalah gerbang bagi kita untuk menyonsong Januari yang berada di tahun selanjutnya. Kedengarannya sangat janggal sekali, bila saat November berakhir kita langsung dipertemukan dengan Januari. Sungguh, Desember tidak pernah bisa tergantikan. Ketiga, Desember adalah masa intropeksi untuk tiap-tiap individu sebelum memasuki tahun yang baru, Desember ada untuk kita lebih mawas diri di tahun yang berikutnya, untuk kita memaafkan setiap kesalahan yang terjadi di tahun ini, untuk kita menyusun prioritas hidup yang harus dicapai pada tahun selanjutnya. Desember memberikan kita sedikit ruang untuk menengok ke belakang, bukan untuk kembali tetapi untuk belajar akan setiap hal yang sudah dilalui hingga sejauh ini....

Desember selalu menyejukkan, mungkin inilah istilah yang tepat baginya. Desember memang berteman akrab dengan salju dan hujan, namun apapun yang terjadi keduanya adalah air dan air akan selalu menyejukkan. Dan, jika suatu saat air itu tudak lagi menyejukkan, berarti ada yang salah dengan kitanya bukan pada airnya. Ketahuilah Tuhan menciptakan air untuk membantu kehidupan manusia bukan untuk merusak kehidupan itu. Air tidak pernah kejam tetapi kitalah yang terkadang terlalu angkuh untuk menjalani kehidupan ini, belajarlah untuk rendah hati bukan rendah diri. Desember, tak perlu khawatir bagiku kau tak pernah kelabu. Terimakasih sudah ada dan tetaplah ada. Biarkanlah, hujan dan salju itu terus mendampingimu sebab begitulah cara Tuhan untuk mengistimewakanmu....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepadamu, Hatiku Memilih Untuk Pulang

Rindu Itu Rasa, Bukan Sekedar Kata-Kata